Selamat Datang di "Pojok Mata_Kuliah"

Kamis, 28 Oktober 2021

BANK DIGITAL

Bank digital diprediksi akan merajai sektor perbankan pada 2030. Pada tahun tersebut, semua bank yang ada diperkirakan akan berubah menjadi bank digital.

Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah mengatakan, bank digital merupakan sebuah proses virtual yang mencakup seluruh layanan online banking dan layanan lainnya yang lebih dari sekedar online.

"Jadi layanan banknya sama tapi kita perlu tahu dia (bank digital) ada di mana, kantornya di mana, pagawainya seperti apa. Mereka yang hidup di Makassar, di Papua, mereka tidak pernah terpikirkan seperti apa kantornya," kata dia dalam acara di Bali, Kamis (28/10/2021).

Piter menjelaskan, digital banking mencakup front end yang dilihat oleh nasabah, back end yang dilihat oleh banker melalui server dan panel control admin mereka dan terakhir middleware yang menghubungkan front end dan back end. Sebagai informasi, middleware merupakan software yang menghubungkan sistem operasi atau basis data dengan berbagai aplikasi yang digunakan nasabah.

Sebuah bank digital, lanjut dia, merupakan bank yang memfasilitasi seluruh fungsi bank dalam layanan platform digital. Bank Digital memiliki seluruh fungsi dari head office, branch office, online service, bank cards, ATM and point of sale machines.

"Dia terkoneksi dalam semua aplikasi yang kita miliki, ada dalam genggaman kita. Dia ada di mana-mana tanpa ada wujudnya. Bisnisnya akan tetap sama, tapi the way dia memberikan layanan akan menjadi digital," ungkapnya.

Menurut Piter, pada 2021 ini menjadi awal persaingan antara bank digital dengan bank konvensional. Kemudian, pada 2025, persaingan antar kedua jenis bank ini akan semakin sengit.

Sedangkan pada 2030, kata Piter, diprediksi semua bank akan menjadi bank digital. "Sekarang start baru persaingan perbankan di era digital," tutup dia.

Kamis, 16 April 2020

Pembelajaran Daring

Meluasnya penyebaran wabah Virus Corona Diseases 2019 (Covid-19) membuat pemerintah dan semua stake holder harus berfikir keras dalam menangani kasus ini. Sampai saat ini, pemerintah tidak mengambil langkah refresif seperti pembatasan wilayah secara ketat atau lockdown, tetapi hanya melakukan aturan pembatasan sosial atau Sosial Distancing. Hal ini diatur dalam UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan yang kemudian dipertegas dengan PP No. 21 Tahun 2020 dan Permenkes 9 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Hal inilah membuat dunia pendidikan kita menjadi berubah 180 derajat. Karena satu satunya solusi yang bisa ditawarkan dengan melakukan pembelajaran daring (online learning). Hal ini seperti memberikan shock therapy bagi guru dan siswa. Banyak guru belum mengenal apa itu pembelajaran daring dan bagaimana melakukannya. Demikian pula dengan pula siswa masih belum familiar dengan pembelajaran daring. Memang selama ini dunia pendidikan kita seakan-akan acuh terhadap pembelajaran online dan sangat lambat perkembangannya di Indonesia.
Pembelajaran secara daring atau online learning merupakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat computer atau gadget yang saling berhubungan di mana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi.
Pembelajaran ini sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet yang menghubungkan antar perangkat guru dan para siswa. Pembelajaran daring ini sangat membantu dunia pendidikan kita di saat pandemi ini. Banyak aplikasi yang bias dimanfaatkan dalam pembelajaran daring seperti Whatsapp Group, Google Classroom, Edmodo, Quizzi, Zoom Cloud, Jitsi, dll. Namun, sebenarnya banyak kendala yang kita temukan di lapangan saat ini. Misalnya, masih terkendalanya dalam hal infrastrktur atau perangkat seperti computer atau gadget.

Sumber : 
https://radarbali.jawapos.com/read/2020/04/13/188590/kreativitas-kunci-sukses-pembelajaran-daring-saat-pandemic-covid-19

Selasa, 14 April 2020